Kelincidan Anjing NO PROV/Kab RUMPUN TAHUN A. Sapi 1 Bali Bali 2010 2 Jawa Timur Madura 2010 4 Pemasukan benih &bibit dari luar negeri KELEMBAGAAN PENYEDIAAN BENIH DAN BIBIT PEREDARAN BENIH DAN BIBIT PENGAWASAN sehingga terjadi nilai tambah di Peternak Nilai Tambah di peternak Rp. 17,67 Triliun. 2. PENAMBAHAN INDUKAN IMPOR BPTU-HPT
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID C7KmsxdOpyxnRwnEgg40sNf2Zoa9_oJLc4jR1Sr0xA1CDFm0wqYXug== Serasaseperti berwisata di luar negeri! Selain itu anak-anak juga bisa merasakan serunya memberi makan binatang seperti kelinci dan burung. Harga: HTM Rp 25.000; Paket bermain Rp 130.000 untuk farming dan naik kuda; Farmhouse menghadirkan peternakan dengan hamparan alamnya. Namun uniknya, arsitektur dan segala dekorasi dibuat mirip ala Mulya Rizky via Steemit Kelinci mini Netherland Dwarf peliharaan yang terkenal diantaranya adalah Kelinci Eropa, Netherland Dwarf, Holland Lop, Kelinci Raksasa Flemish dan Angoras berbulu. Satu kesamaan dari jenis itu semua adalah berasal dari Eropa. Semua bangsa kelinci domestikasi bernenek moyang kelinci liar dari Eropa yang berordo Logomorpha. Jenis-jenis kelinci tersebut awalnya terbatas di Semenanjung Iberia dan Prancis Selatan. Manusia memanfaatkannya sebagai kelinci pedaging dan diambil bulunya sejak Zaman Es terakhir, yang berpuncak pada domestikasi sekitar tahun yang lalu. Sementara itu, di benua Amerika, ada banyak spesies kelinci dengan rentang di kedua benua. Catatan arkeologi menunjukan kelinci digunakan secara ekstensif di Amerika seperti di Semenanjung Iberia. Dengan bukti arkeologis yang jelas, bahwa kelinci sengaja dipelihara di sana. Lantas, mengapa kelinci dijinakan di Eropa dan bukan di Amerika? Hasil penelitian terbaru dari arkeolog Andrew Smerville dari Iowa State University dan Nawa Sugiyama dari UC Riverside menemukan jawaban sederhana. Kelinci Eropa hidup dengan mudah dalam kelompok sosial yang besar sementara kelinci cottontail Amerika tidak. Sifat kurang sosial dari kelinci ekor kapas Amerika dikombinasikan dengan keragaman spesies yang lebih besar menciptakan situasi di mana peternakan kelinci tidak mengarah pada domestikasi, atau untuk dijinakan. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam Jurnal Animal Frontiers. Penelitian tersebut menemukan perbedaan perilaku antara kelinci Eropa dan Amerika Utara menjelaskan kesesuaian diferensial mereka untuk domestikasi. Kelinci Eropa Oryctolagus cuniculus adalah satu-satunya spesies lagomorph yang telah didomestikasi oleh manusia. "Kelinci mungkin diberi makan jagung, tetapi isotop karbon tidak membedakan antara jagung dan kaktus, jadi kami tidak bisa memastikannya," kata Sugiyama kepada UC Riverside News. Baca Juga Studi Kelinci Jadi Lebih Besar dan Kuat Jika Memakan Fesesnya Sendiri Nawa Sugiyama/UCR Tulang dua kelinci ditemukan dalam perut elang yang dikorbankan di Piramida Matahari di Teotihuacan, Meksiko Kemudian, sekitar 46 persen tulang hewan yang digali di satu kompleks berasal dari kelinci yang diberi makanan serupa dengan tanaman pertanian. Jumlah fosfat di lokasi penggalian menunjukan lokasi di mana kelinci buang air kecil. Patung kelinci juga ditemukan di alun-alun pusat kompleks, yang menegaskan pentingnya peternakan kelinci bagi penduduk. Seribu tahun kemudian, penakluk Spanyol abad ke-16 Hernan Cortez menggambarkan penjualan kelinci di pasar Aztec Tlateloco. Selama setidaknya satu milenium peternakan dan penggunaan ekstensif untuk makanan, bulu, dan ritual. Bagaimanapun, kelinci Meksiko tidak dijinakkan, hubungan mutualistik multigenerasi yang ditandai dengan reproduksi yang dikendalikan manusia. Untuk memahami alasannya, Somerville membandingkan ekologi perilaku kelinci Eropa dan ekor kapas Amerika dengan kriteria utama atau hewan pra-adaptasi untuk domestikasi. Hewan yang telah didomestikasi biasanya hidup berkelompok dengan pejantan residen. Mereka juga memiliki anak muda yang mudah dihasilkan dan membutuhkan perawatan orang tua, sistem perkawinan bebas, toleransi terhadap berbagai lingkungan, dan reaktivitas rendah terhadap manusia. Baca Juga Bagaimana Sejarah Telur dan Kelinci Paskah? Berikut Penjelasannya Jeff Whitlock via The Online Zoo Kelinci Mountain Cottontail dari Benua Amerika Kelinci Eropa dan Amerika serupa di semua kriteria kecuali perilaku sosial. Kelinci Eropa hidup di liang keluarga bawah tanah, yang disebut warrens, hingga 20 individu termasuk jantan, yang mempertahankan wilayah perkembangbiakannya dari pejantan lain. Warrens memudahkan orang untuk menemukan dan mengelola populasi kelinci liar, kemudian meniru kondisi di penangkaran, di mana kelinci mudah berkembang biak. Cottontail Amerika, di sisi lain, hidup menyendiri, hidup sepenuhnya di atas tanah, dan cenderung bertarung di wilayahnya bersama. Jantan tidak mempertahankan wilayah perkembangbiakan dan mengejar strategi kawin yang lebih oportunistik. Somerville dan Sugiyama menyimpulkan bahwa sifat soliter mereka, kecenderungan untuk bertarung di satu wilayah, wilayah yang tersebar, dan sistem perkawinan yang kurang dapat diprediksi. Hal itu memungkinkan untuk memelihara kelinci tanpa membentuk jenis hubungan timbal balik yang pada akhirnya akan memberi manusia kendali yang cukup atas suatu spesies untuk mengarahkan evolusinya. Keanekaragaman spesies yang lebih besar juga memperkecil kemungkinan salah satu dari mereka akan didomestikasi. Baca Juga Populasi dan Kebutuhan Pangan Meningkat, Afrika Beralih ke Daging Kelinci PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Beruntungpuing ini tidak jatuh di pemukiman warga. Jumat, 05 Agustus 2022 18:43 WIB. INDOZONE.ID - Sebuah puing pesawat luar angkasa secara mengejutkan jatuh di peternakan domba Australia. Puing-puing itu jatuh menancap di tanah dan langsung menjadi objek foto bagi warga sekitar yang kebetulan melintas. Mick Miners dan Jock Wallace, seorang
- Para peternak di Afrika mencari solusi baru untuk memenuhi kebutuhan akan daging di benua itu. Populasi Afrika hampir dua kali lipat dalam 30 tahun mendatang, menjadi 2,5 miliar. Solusi, kata mereka, mungkin terletak pada kelinci. Dalam 10 tahun ini, pemasok terbesar daging kelinci di Afrika Selatan telah menambah hampir 150 peternakan kelinci. Dan peternak baru-baru ini menciptakan jenis Afrika Selatan, Phendula, yang diterjemahkan menjadi "jawaban." Baca Juga Sempat Menghilang Selama 30 Tahun, Kancil Langka Ini Ditemukan Kembali di Vietnam Petani independen Gavin Grgurin memelihara 500 kelinci di peternakannya di luar Johannesburg. Menurutnya, kelinci adalah daging masa depan. “Sebagai Dewan Nasional, kami telah mengatakan selama 12 hingga 15 tahun terakhir bahwa kelinci berpotensi menjadi penyelamat Afrika dari sudut pandang protein. Banyak alasan untuk itu,” paparnya. Pertama, kata Grgurin, daging kelinci tinggi protein dan rendah lemak dan kolesterol. Mereka tidak banyak membutuhkan ruang dan tidak makan banyak. Baca Juga Inilah yang Akan Terjadi Pada Tubuh Jika Mengalami Patah Hati Kelinci membutuhkan lebih sedikit air dibandingkan ayam, dan memproduksi lebih sedikit limbah daripada sapi. Kelinci, kata Grgurin, mungkin daging yang paling ramah lingkungan. “Ada banyak hal negatif yang saat ini terjadi akibat dampak karbon di planet ini, khususnya di sekitar peternakan dalam skala besar. Maksud kami adalah hewan ternak dan sapi yang dimasukkan ke tempat pemberian makan. Jadi, terdapat jejak karbon besar di sana. Jejak karbon kelinci sangat minim dibandingkan dengan yang lainnya." Sementara populasi Afrika hampir dua kali lipat pada tahun 2050, pasokan pangan-terutama protein-menjadi keprihatinan utama. Apakah kelinci bisa mengisi celah itu-dan jutaan perut? ka/jm Artikel ini pernah tayang di dengan judul "Kelinci, Sumber Baru Daging yang Sehat bagi Afrika". PROMOTED CONTENT Video Pilihan PeternakKelinci di Kulon Progo Kebanjiran Pesanan di Masa Pandemi, Omzet Hingga Jutaan. Peternak Kelinci di Kulon Progo Kebanjiran Pesanan di Masa Pandemi, Omzet Hingga Jutaan Gibran Dikabarkan Lagi di Luar Negeri. Jogja | 13:01 WIB. Sudah Disembelih, Hewan Kurban di Kotagede dan Gedongtengen Didapati Terindikasi PMK. » Monday, November 12, 2018 Kelinci sedikit di kembangkan di Indonesia walau type ternak ini punya potensi besar dalam penambahan kualitas gizi penduduk. Sesaat pemerintah ikut masih tetap kurang serius mengerjakan bisnis ternak ini. Walau sebenarnya bisnis ternak kelinci dapat menolong tingkatkan penghasilan penduduk serta bahkan juga bisa saja jalan keluar menangani pengangguran. Lihat saja Vietnam serta China. Ke-2 negara itu cukuplah sukses meningkatkan kelinci. Karena itu, untuk peningkatan bisnis si kuping panjang ini di tanah air, tidak ada kelirunya berguru pada mereka. Tersebut penjelasannya. Ternak Rakyat di Vietnam Di Nho Quan pedesaan di Propinsi Ninh Binh, Vietnam sebelum tahun 2000an, petani ditempat pelihara kelinci menjadi bisnis sambilan, penghasil gizi keluarga atau sebatas peliharaan kesenangan. Produktivitasnya di jangka itu begitu rendah sebab pemeliharaan dikerjakan lewat cara dilepaskan bebas di pekarangan rumah. Lantas dalam satu musim di tahun 2003, beberapa ribu kelinci di lokasi pegunungan Nho Quan itu tertimpa penyakit kaki serta mulut. Mujur pemerintah responsif. Penyakit itu di teliti lantas disatukan menjadi studi masalah penyakit binatang oleh pemerintah ditempat. Setelah itu perlakuan masalah ini pula menyertakan pihak penyuluh dan di dukung oleh pemerintah propinsi yang malah berlaku arif menggerakkan budidaya kelinci dengan moderen, bukan justru dengan naif menghabisi kelinci sebab fakta penyakit. Bahkan juga, pemerintah turunkan team spesial untuk program modernisasi peternakan. Beberapa dokter binatang, petani, ibu rumah-tangga, petugas departemen kesehatan, menyatu dalam program terencana pemerintahan lokal. Dalam perihal ini, kursus, pemberdayaan serta penyadaran kesehatan ternak dengan moderen digalakkan. Credit Lunak untuk Peternak Keseriusan pemerintah ini dapat dibuktikan sukses. Empat tahun lalu 2007, bisnis peternakan kelinci disana kembali menggeliat. Angka perkembangan bisnis ini sampai 25,6 persen. Bila sebelum 2003, tiap-tiap dusun cuma lima kepala keluarga yang mempunyai kelinci, pada 2007, peternak jumlahnya kelinci melonjak sampai 18 sampai 20 kepala keluarga pada tiap-tiap dusun. Dari sini mengalirlah credit lunak untuk peternak. Mereka ditawari kesanggupan membayar dengan sesuai kenyataan, tiada butuh membuat proposal. Pemerintahlah yang lakukan penelitian lapangan dengan cara langsung setiapkali ada mengajukan modal. Karena itu, pemerintah membuat asosiasi peternak kelinci yang memberi keleluasaan pada peternak. Pemerintah bertindak selaku pencatat serta pengawas. Diluar itu, pemerintah ikut menghadirkan tehnologi peternakan yang mendukung bisnis peternakan kelinci contohnya dalam pembuatan pakan serta pemrosesan pascapanen. Tapi awal mulanya mereka mengundang periset untuk lakukan penelitian obyektif. Hasil riset itu mereferensikan banyak hal. Salah satunya, peternakan kelinci susah berkembang bila pasar tidak terbuka, penduduk seringkali kesusahan beli kelinci sebab tidak kebanyakan orang tahu tempat pemeliharaan kelinci. Setelah itu petani akan cepat pandai bila sering diselenggarakan kursus serius, asosiasi atau koperasi peternak kelinci begitu penting untuk memberi tempat tawar harga di market, pemrosesan pascapanen begitu memastikan perubahan pasar kelinci serta ibu rumah-tangga punya potensi jadi pengelola ternak kelinci di dalam rumah sebab mereka 62% dapat dibuktikan lebih sayang pada kelinci di banding lelaki 38%. China Fantastis Sesaat di China, kelinci telah terkenal oleh penduduk. Pada 1950, beberapa type kelinci di luar negeri membanjiri Negeri Gorden Bambu itu. Gu Zilin, periset dari Insititut Pertanian Kampus Dia Bei, Boading China 2001 tuliskan hasil risetnya mengenai peternakan kelinci di China. Dalam artikel “Review Rabbit Breeding In China”, Zilin membahas perolehan pengalaman pemeliharaan kelinci domestik di China. Akhirnya, peternakan kelinci mempunyai implikasi ekonomis baik dari daging, bulu serta hasil yang lain disana. Type Anggora untuk arah penghasil bulu sangat banyak disukai peternak. Pemerintah tidak hanya memfasilitasi beberapa pengimpor swasta ikut ikut serta memberi pertolongan berbelanja kelinci dari beberapa negara seperti Inggris, Jepang serta Hungaria. Kelinci Anggora yang dihadirkan dari Jerman serta Perancis begitu disukai peternak sebab kualitas bulunya yang baik. Sedang type kelinci pedaging, pemerintah China menghadirkan type kelinci besar dari Jepang, Selandia Baru, Jerman, Perancis, Amerika Serikat, Denmark dan sebagainya. Kelinci penghasil Fur type Rex dari Amerika Serikat banyak juga dihadirkan sejak tahun 1980an. Masuknya bermacam kelinci import itu membuat kelinci lokal China seperti type Taihang, Saibei, Fujiang, Anyang dan sebagainya berkembang lebih variasi sebab perkawinan silang. Usaha pemerintah mengimpor kelinci ini membuat peternakan kelinci untuk penghasil bulu lebih condong cepat di banding kelinci menjadi penghasil pedaging. Pesatnya perubahan ternak kelinci ikut di dukung bukti jika penduduk ditempat begitu menggandrungi kelinci. Lalu pada 1980 kerja sama ekonomi serta tehnologi di bagian peternakan kelinci dengan pemerintah Jerman, Perancis serta Amerika Serikat dikerjakan di Jiangsu, Shandong, China. Kerja sama ini mengenalkan mode peternakan baru serta tehnologi mutakhir untuk mengurus kelinci bersama hasil-hasilnya. Pada 1988, China jadi tuan-rumah pertemuan kelinci tingkat dunia yang keempat Fourth World Rabbit Science Conference for Rabbit Sains. ADS HERE !!!
Akibatnya sampai saat ini kebutuhan daging di dalam negeri masih harus dicukupi oleh pasokan dari luar negeri. Statistik menunjukkan bahwa jumlah total populasi sapi local di Indonesia tidak pernah menembus angka 10 juta ekor. Hal ini bertolak belakang dengan Negara tetangga, Australia, yang populasinya di atas 28 juta ekor (data tahun 2003).
Kelinci adalah hewan lucu yang banyak dipelihara dan dibudidaya. Namun, hanya ada beberapa jenis kelinci yang biasa dibudidaya di Indonesia, di antaranya New Zealand White, Netheland Dwarf, Angora, Rex, Satin, hingga Flemish Giant. Kelinci budidaya juga terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelinci pedaging dan hias. Kelinci pedaging untuk kelinci yang bisa tumbuh besar dan berkembang biak dengan cepat, kelinci hias untuk kelinci dengan warna dan bulu yang indah. Kategori Kelinci Budidaya Memang, sejauh ini tidak ada pembeda yang jelas antara kelinci yang dipelihara untuk diambil dagingnya dengan kelinci hias. Semua jenisnya bisa tampak lucu dan imut. Namun, para peternak biasanya membedakan dari banyaknya daging, produktivitas perkembangbiakan, dan jenis bulunya. Kelinci pedaging Para peternak umumnya memelihara jenis kelinci pedaging dengan memilih jenis yang bisa tumbuh besar, cepat gemuk, dan mudah berkembang biak. Warna dan penampilan bulu tidak terlalu dipentingkan. Yang pasti, kelinci harus tambun dan sehat. Harga anakan kelinci pedaging juga tidak terlalu mahal. Di Pasar Hewan Pasty, Yogyakarta, contohnya, sepasang anakan kelinci pedaging berkisar Rp hingga Rp Pakannya juga relatif murah. Kelinci hias Ada juga peternak yang sengaja membudidayakan kelinci dengan penampilan menawan. Kelinci ini untuk hewan peliharaan atau kelinci hias. Peternak akan memilih kelinci yang memiliki bulu indah, tebal, dan berpostur tubuh yang ideal. Bahkan, indukan kelinci hias banyak yang didatangkan dari luar negeri. Tentu saja, harga dan perawatan yang dibutuhkan untuk kelinci hias lebih mahal. Sepasang anakan kelinci hias bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Belum lagi pakan dan vitamin yang diperlukan untuk merawat pertumbuhan bulunya. Sebenarnya, bulu tebal pada kelinci hias bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku wol, tapi ini masih jarang di Indonesia. Jenis-jenis kelinci budidaya Tak ada salahnya kita mengenal jenis-jenis kelinci yang biasa dibudidaya di Indonesia. Siapa tahu setelah pandemi Covid-19 ini berlalu, kita bisa menekuni kegiatan memelihara kelinci untuk tambahan ekonomi keluarga. 1. New Zealand White Nama kelinci ini tak mencerminkan asalnya. Sebab, kelinci ini justru berasal dari Amerika Serikat AS hasil persilangan dengan jenis flemish giant. Bobot new zealand white bisa mencapai 5,5 kilogram. Umur kelinci ini pun bisa cukup panjang, yakni 10 tahun. Saat beranak, kelinci ini rata-rata menghasilkan 10–12 ekor anakan. Ras ini biasanya dipilih menjadi indukan untuk memulai ternak kelinci dan cocok untuk dimanfaatkan dagingnya. Ini jenis kelinci yang biasa dibudidaya di Indonesia dan cukup banyak ditemui. 2. Flemish Giant Kelinci ini cocok dipelihara untuk diambil dagingnya. Bobot kelinci flemish giant bisa mencapai 10 kilogram. Ciri-cirinya, bertubuh panjang dan bertelinga lebar. Warna bulu yang sering dijumpai adalah abu-abu gelap, cokelat, dan hitam kecokelatan. Ras murni kelinci jenis ini sulit ditemukan sehingga para peternak biasanya memelihara hasil silangan. 3. Netherland Dwarf Kelinci hias ini konon dibawa orang Belanda pada masa kolonial. Pada masa itu, kelinci ini dipelihara di perkebunan-perkebunan sebagai hewan peliharaan. Seperti namanya, kelinci ini tubuhnya mungil dan pertumbuhannya lambat. Kelinci kecil ini dianggap kurang sesuai untuk bisnis ternak kelinci, tetapi keberadaannya kadung menyebar di banyak tempat di Indonesia. Baca juga Nilai Positif Memelihara Hewan Sehat Secara Emosional Berkat Hewan Peliharaan 4. Rex Kelinci jenis rex diyakini berasal dari AS. Pada era 1980-an, warga AS banyak yang mulai memelihara kelinci ini sebagai hewan peliharaan. Namun, rex memiliki banyak daging sehingga sejumlah peternak juga mengembangbiakkannya sebagai pedaging. Peternakan kelinci yang bobotnya rata-rata 4 kilogram ini biasanya berada di daerah yang sejuk atau bersuhu 15 derajat celsius. Namun, rex juga memiliki bulu yang halus dan tak mudah rontok sehingga ada peternak yang juga memanfaatkan kulitnya. 5. Angora Kelinci angora merupakan kelinci yang biasa dibudidaya di Indonesia. Angora memiliki kekhasan bulu yang halus dan tebal. Penampilannya juga sangat lucu sehingga banyak yang menjadikan kelinci ini sebagai hewan peliharaan. Namun, dengan bulunya yang tebal tadi, membuat beberapa peternak di luar negeri juga memanfaatkannya sebagai bahan baku wol. Angora juga bisa tumbuh besar dengan bobot sekitar 6 kilogram. Beberapa jenis Angora yang populer sebagai kelinci hias, semisal angora jerman, angora perancis, dan peranakan giant flemish. Angora tidak menyukai lingkungan yang lembab. 6. Satin Kelinci satin juga berasal dari AS. Berat kelinci ini setelah berumur lebih dari 8 bulan bisa mencapai 5 kilogram. Saat beranak, kelinci ini bisa menghasilkan 7–10 ekor anakan. Ciri satin adalah tubuh yang panjang dengan kepala lebar dan leher pendek. Selain itu, posturnya tampak kokoh ditambah kuku yang kuat. Satin juga memiliki beragam warna bulu; ada yang hitam, putih, cokelat, dan californian tubuh putih tapi telinga, hidung, ekor, dan ujung kaki berwarna hitam.
Padadasarnya setiap makhluk hidup, termasuk aneka ternak (kelinci, itik, puyuh, dan merpati), memiliki sistem pertahanan tubuh alami melalui kerja beberapa organ di dalam tubuhnya. Meski begitu, kita sebagai peternak juga harus mengembangkan sistem pertahanan di luar tubuh aneka ternak (kelinci, itik, puyuh, dan merpati).
Obyekobyek wisata yang mengadopsi lingkungan di luar negeri adalah salah satu yang paling banyak diminati wisatawan. Bertemu Satwa Lucu di Peternakan Mini Farmhouse Susu Lembang, via instagram. Beberapa satwa yang ada di Pettin Zoo antara lain kelinci, iguana, landak, sugar glyder, angsa, burung, kambing, dan anak kera.
Denganmemanfaatkan halaman rumahnya, Saad pun kini rutin beternak berbagai jenis kelinci baik lokal maupun luar negeri. "Saya mulai beternak sejak 7 bulan lalu karena akibat PHK. Saya memutar otak bagaimana caranya saya bisa mendapatkan uang dimasa pandemi. Dengan modal 300 ribu saya mulai beternak kelinci," ujar Saad.
Hasilbudi daya kelinci peternak Kebumen baru memiliki pangsa pasar di dalam negeri. Republika.co.id. REPUBLIKA.ID. Ihram.co.id. RepJabar.co.id. RepJogja.co.id. Peternak mencampur jamu tradisional berupa larutan kencur, jahe, gula merah serta bawang putih pada air minum kelinci pedaging peliharaannya. .
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/202
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/323
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/340
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/284
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/98
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/831
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/330
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/218
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/916
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/196
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/924
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/271
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/191
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/941
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/481
  • peternakan kelinci di luar negeri