Tapi gerbang bukanlah satu-satunya hal yang membuat Kudus jadi kampung halaman yang ngangeni. Ada 10 alasan yang membuatnya jadi tempat pulang yang sempurna bagi penduduknya. 1. Kabupaten Terkecil Penghasilan Besar. Dengan luas 425,5 km persegi, Kudus adalah kabupaten terkecil di Jawa Tengah.
Jenang kudus merupakan panganan tradisional khas Kudus, di Jawa Tengah. Tidak sulit menemukan makanan satu ini di daerah asalnya, hampir di semua kawasan wisata tersedia jenang kudus sebagai oleh-oleh. Tak sekadar jajanan, jenang ini punya sejarah dan cerita menarik di baliknya, lo, Parents. Penasaran seperti apa? Simak ulasan selengkapnya berikut ini. 6 Fakta Menarik Jenang Kudus 1. Asal Muasalnya Kisah asal muasal jenang khas Kudus ini tak lepas dari figur yang sangat popular di wilayah yang dijuluki Kota Santri tersebut, yakni Sunan Kudus. Konon, Sunan Kudus, Saridin atau Syekh Jangkung, dan Mbah Dempok Soponyono bersama cucunya suatu ketika melakukan perjalanan. Cucu Mbah Dempok Soponyono kemudian bermain burung dara di tepi sungai yang selanjutnya diberi nama Sungai Kaliputu. Malangnya, bocah tersebut tercebur dan hanyut. Ia pun diselamatkan warga sekitar. Sunan Kudus kemudian menyimpulkan, bocah itu telah meninggal dunia. Namun, Syekh Jangkung berpendapat lain. Menurutnya, cucu Mbah Dempok hanya mati suri. Untuk membangunkannya, Syekh Jangkung meminta kepada warga sekitar agar membuat jenang bubur gamping untuk diberikan kepada anak tersebut. Tak disangka, anak itu pun hidup kembali. Singkat cerita, Sunan Kudus pun berkata, ā€œSuk nek ana rejaning jaman, wong Kaliputu uripe saka jenang.ā€ Suatu saat kelak jika zaman sudah ramai, orang Kaliputu hidup dari jenang. 2. Arak-arakan Jenang sebagai Tanda Syukur Menariknya, kini Kaliputu dikenal sebagai pusat produksi kuliner yang yang satu ini. Sebagai wujud syukur atas berkah yang diterima warga desa Kaliputu, maka setiap menyambut Tahun Baru Hijriah atau 1 Syura, diadakanlah acara Kirab Tebokan. Acar bernuansa budaya tersebut merupakan arak-arakan jenang. Tebok atau tampah berisi Jenang dibentuk berbagai bentuk, misalnya miniatur Menara Kudus dan Masjid Kudus. Artikel terkait 10 Resep Kue Basah Tradisional yang Enak dan Mudah Dibuat 3. Jenang Kudus Beda dengan Dodol Sekilas, bentuk dan penampilannya mirip dengan dodol. Keduanya memang terbuat dari bahan yang hampir sama, yaitu tepung ketan, gula kelapa atau gula aren, dan santan. Jenang biasanya disajikan dalam potongan-potongan kecil, dibungkus dengan kertas atau plastik, lalu dikemas dalam sebuah dus. Makanan dengan tekstur kenyal ini juga memiliki berbagai varian rasa. Mulai dari rasa original, durian, nangka, pandan, susu, cokelat, moka, hingga kapucino. Perbedaannya dengan dodol hanya terletak pada tekstur. Jenang cenderung lebih lembut dan sedikit basah. 4. Produsen Legendaris Jenang Kudus Berusia Lebih dari 100 Tahun! Foto Instagram/vembriarose Adalah Jenang Mubarok, produsen jenang Kudus yang sangat legendaris. Usaha keluarga turun-temurun tersebut bahkan telah berdiri lebih dari 110 tahun silam. Jenang Kudus Mubarok dirintis oleh Hj Alawiyah. Lokasi penjualannya berada di Pasar Kudus, saat ini dikenal sebagai tempat parkir para peziarah makam Sunan Kudus di Masjid Menara. Setelah Alawiyah meninggal, usaha jenang dilanjutkan oleh anak laki-lakinya, H Achmad Shochib. Di tangan sang putra, perusahaan berkembang semakin pesat. Kini Jenang Mubarok dijalankan oleh generasi ketiga dengan tetap menggunakan resep dan bahan-bahan tradisional. Artikel terkait 7 Tempat Wisata Kuliner di Solo yang Wajib Parents Kunjungi 5. Museum Jenang Foto Instagram/museum_jenang_mubarok Mengukuhkan eksistensi jenang sebagai makanan khas Kudus, sejak tahun 2017 telah berdiri Museum Jenang yang pertama. Museum ini berlokasi di Jalan Sunan Muria, 33, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Keberadaan Museum Jenang diinisiasi oleh PT Mubarok Food Cipta Delicia, perusahaan yang menaungi Jenang Mubarok. ā€œTepat satu abad kami berdiri, tercetus ide mendokumentasikan kegiatan pembuatan jenang, dan tentang Kudus, dalam bentuk yang bisa dinikmati bersama oleh siapa pun. Sekitar tahun 2010 dan akhirnya tepat pada 24 Mei 2017 ide kami jadi nyata, meresmikan Museum Jenang,ā€ ujar Muhammad Hilmy, Dirut PT Mubarok Food Cipta Delicia, mengutip dari Detik Travel. Museum tersebut berisi beragam foto dan patung terkait cara proses membuat jenang. Juga ada perlengkapan yang digunakan dari masa ke masa. Museum Jenang menonjolkan desain bangunan yang menarik karena menampilkan visualisasi pembuatan, penyajian, hingga pelestarian jenang. Artikel terkait 5 Jenis Tarian Jawa Tengah yang Indah, Kenalkan pada Si Kecil, Bund! 6. Diekspor ke Berbagai Negara Jenang telah menjadi salah satu identitas Kota Kudus. Tidak sulit menemukan penganan ini karena hampir tersebar di setiap sudut pusat pariwisata. Namun tak sampai di situ saja, rupanya konsumen jenang sudah sampai hingga ke mancanegara. Produk dengan merek Jenang Mubarok misalnya telah dipasarkan ke berbagai negara. Antara lain Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Hongkong, dan Arab Saudi. **** Nah, itulah tadi sederet fakta menarik tentang jenang kudus. Kekayaan kuliner tradisional hendaknya dapat dilestarikan oleh generasi masa kini. Baca juga 10 Tempat Wisata Kuliner di Purwokerto, Paling Recommended! Bikin Nagih, Ini 10 Kuliner Legendaris Bogor yang Masih Eksis 10 Tempat Wisata Kuliner Hits di Makassar, Makanan Berat Hingga Cemilan Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
DownloadPopulasi dalam penelitian ini adalah pembeli jenang karomah kudus. Sampel pada penelitian ini berjumlah 96 dengan menggunakan teknik pengam 0 downloads 425 Views 228KB Size. Download PDF. Recommend Documents. PRINT THIS ARTICLE . Download 5%, kanker laring 4%, kanker parotis 2%, dan kanker telinga 2% [2]. Masalah gizi merupakan
In Artikel On Sabtu, Maret 19, 2016 Hit 9922 Bagaimana Asal-Usul Cerita Jenang Di Kudus? Yuk Kita Simak Ceritanya!! Adakah yang sudah tau asal usul jenang Kudus? Kalau belum silahkan di baca artikel dibawah ini yang mungkin sekiranya bisa mendapatkan gambaran tentang jenang Kudus ini. Kudus merupakan kota yang terkecil di Provinsi Jawa Tengah dengan berbagai potensi yang dimilikimulai dari kekayaan industri, budaya, pertanian sampai pada makanan dan oleh-oleh khas Kudus. Pleh-oleh yang melekat karena citarasa yang khas tak lain adalah Jenang Kudus. Makanan ini terbuat dari tepung beras, santan, dan gula jawa. Ada hal unik mengenai asal muasal Jenang di Kudus ini, beberapa narasumber menceritakan adanya Tradisi Tebokan. Kirab Tebokan merupakan salah satu bentuk pelestarian tradisi dan sejarah pembuatan jenang. hal itu tidak terlepas dari kisah Mbah Dempok dan cucunya. Konon, ketika Mbah Dempok Soponyono sedang bermain burung dara di tepi Sungai Kaliputu, cucunya tercebur dan hanyut. Meski tertolong, cucu Mbah Dempok diganggung Banaspati, makhluk halus berambut api. Sunan Kudus menyimpulkan cucu Mbah Dempok telah tiada, tetapi Syekh Jangkung menyatakan cucu Mbah Dempok mati suri. Untuk membangunkannya, Syekh Jangkung meminta ibu-ibu membuat Jenang Bubur Gamping untuk menyuapi si anak. Disebut Jenang Bubur Gamping karena terbuat dari Tepung Beras, Garam dan Santan Kelapa. Mitos itulah yang melatarbelakangi berkembangya industri jenang Kudus. Mitos itu pulalah yang menginspirasi ibu-ibu Desa Kaliputu bekerja di industri Jenang Kudus. Namun ada cerita lain yang melatarbelakangi adanya jenang di Kudus. Menurut cerita rakyat, jenang kudus lahir ketika Sunan Kudus salah satu anggota Wali Sanga menguji kesaktian salah satu muridnya yang bernama Syekh Jangkung alias Saridin dengan myuruhnya memakan bubur gamping di tepi sungai Gelis diwilayah Desa Kaliputu. Padahal, gamping adalah salah satu hasil tambang yang sebagian besar mengandung kalisium karbonat dan biasanya dicampur dengan semen untuk digunakan sebagai bahan pembauatan tembok. Ternyata Saridin tetap segar bugar sehingga Sunan Kudus berucap, "Suk nek ono rejaning jaman wong Kaliputu uripe seko jenang." Artinya leboh kurang, jika suatu saat kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu berasal dari usaha pembuatan jenang.
perusahaanjenang terbesar di Kota Kudus yaitu PJ. Mubarok, keistimewaan dari bapak H. Imam Sutyo yang pandai dalam mengolah jenang tersebut maka ia memutuskan untuk meneruskan usaha orang tuanya yang kebetulan juga mempunyai usaha sendiri di rumahnya, dan tidak ada salahnya untuk dicoba dan membuat sesuatu yang beda dari sebelumnya

Kudus selain memiliki Masjid Menara Kudus yang masyhur, juga memiliki nama besar di bidang kuliner. Jenang telah identik dengan Kudus, sehingga berkunjung ke Kudus tak lengkap bila tak membawa buah tangan berupa jenang. Jenang sendiri sebagai oleh-oleh khas Kudus banyak dijumpai di daerah yang berjuluk Kota Kretek itu. Namun, jenang paling terkenal adalah jenang merek Mubarok yang disebut-sebut sebagai pelopor jenang di Kudus. Mubarok-lah yang membawa jenang Kudus dikenal dan bahkan boleh dibilang telah go national. Jenang Kudus merek Mubarok telah menempuh perjalanan yang tidak pendek alias telah melewati masa tempuh yang cukup panjang. Sejarah perjalanan panjang jenang Kudus, terutama merek Mubarok itu, dapat ditelisik di Museum Jenang yang terletak di Jalan Sunan Muria 33, Kota Kudus, Kudus. Museum Jenang didirikan oleh PT Mubarokfood Cipta Delicia—perusahaan yang memproduksi jenang merek Mubarok—sebagai tempat untuk mengenalkan produk jenang dan sejarahnya kepada khalayak luas. Museum Jenang digagas tepat pada momentun jenang merek Mubarok berusia satu abad, yaitu pada 2010. Meski baru tujuh tahun kemudian, yaitu pada 24 Mei 2017, gagasan itu terealisasi dan Museum Jenang—sebagai museum jenang pertama dan satu-satunya di Indonesia, diresmikan. Sejarah Jenang Kudus Bangunan dua lantai itu dibagi dalam dua bagian. Bangunan bawah adalah gerai Mubarok Food yang menyediakan produk jenang Kudus merek Mubarok dengan berbagai varian rasa, beserta pilihan aneka produk oleh-oleh lainnya. Adapun Museum Jenang menempati lantai dua. Begitu naik tangga dan masuk ke ruang museum, kita akan disambut oleh interior ruangan yang klasik dan memikat. Segera di ruangan ini kita disuguhi sebuah informasi yang disematkan pada sebuah papan kayu yang dibuat artistik yang berisi sekilas riwayat asal-usul jenang Kudus. Dari sini kita menjadi tahu bahwa entitas jenang Kudus sudah ada sejak beratus tahun lampau dan berkait erat dengan sosok Sunan Kudus. Intisari tulisan itu dapat sebutkan, asal-usul jenang Kudus berawal ketika cucu Mbah Denok Soponyono sedang bermain burung merpati di tepi sungai, lalu tercebur dan hanyut. Anak tersebut ditolong oleh warga. Saat itu, melintaslah Sunan Kudus dan muridnya, Syekh Jangkung, dan menghampiri warga yang sedang berkerumun. Replika patung orang sedang mengaduk jenang/Badiatul Muchlisin Asti Sunan Kudus berkesimpulan bahwa anak tersebut sudah mati. Namun Syekh Jangkung mengatakan bahwa anak tersebut hanya mati suri. Untuk membangunkannya, Syekh Jangkung meminta para ibu untuk membuat jenang. Dari situlah kemudian Sunan Kudus berucap, ā€œSuk nek ono rejaning jaman, wong Kaliputu uripe seko jenang.ā€ Artinya, suatu saat kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu berasal dari usaha pembuatan jenang. Dari legenda itulah, produksi jenang Kudus di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota Kudus, kemudian berkembang hingga sekarang. Bahkan sebagai bentuk rasa syukur atas berkah usaha jenang, setiap tanggal 1 Muharram digelar Kirab Tebokan atau disebut juga Arak-arakan Jenang. Di museum itu juga digambarkan tentang proses pembuatan jenang melalui patung orang yang sedang mengaduk jenang. Berbagai alat membuat jenang yang dulu dipakai untuk membuat jenang juga di-display, sehingga bisa mengantarkan imaji pengunjung pada proses pembuatan jenang dari masa ke masa. Misalnya ada mesin parut kelapa; mesin peras kelapa; alat susuk, alu penumbuk dan tebok tempat jenang; lumpang; mesin mixer pengolahan jenang; dan mesin inkjet printing/labeling. Dipajang pula potret pendiri dan pengelola jenang Kudus merek Mubarok dari generasi ke generasi, yang hingga sekarang telah memasuki generasi ketiga. Dimulai perintis pertama jenang Mubarok, pasangan H. Mabruri dan Hj. Alawiyah sejak tahun 1910 hingga tahun 1940. Lalu diteruskan generasi kedua, pasangan Sochib dan Hj. Istifaiyah sejak tahun 1940 hingga tahun 1992. Lalu generasi ketiga, pasangan H. Muhammad Hilmy, SE dan Hj. Nujumullaily, SE sejak tahun 1992 hingga sekarang. Diorama Pasar Bubar tahun 1930-an tempat jenang Mubarok dipasarkan pertama kali dari tangan ke tangan/Badiatul Muchlisin Asti Di Museum Jenang juga dihadirkan diorama Pasar Bubar—tempat dulu generasi pertama jenang Mubarok memasarkan jenangnya dari tangan ke tangan pada sekitar tahun 1930-an. Pasar Bubar dulu terletak di sekitar Masjid Menara Kudus yang kini telah beralih wahana menjadi area parkir dan taman Menara Kudus. Dengan melihat diorama Pasar Bubar, pengunjung dapat melihat proses transaksi dan cara penjualan jenang di masa itu. Tak Sekadar Soal Jenang Namun Museum Jenang tak hanya soal jenang. Museum juga menggambarkan sejarah Kudus pada umumnya. Di mulai dari adanya desain bangunan nan eksotik berupa tembok pagar keliling yang dibuat dari batu bata merah, yang mengingatkan pada gaya bangunan kerajaan Jawa kuno. Lalu di bagian tengahnya terdapat replika Menara Kudus dengan dimensi tinggi sekira 6 meter. Juga terdapat miniatur Masjid Menara Kudus dan kompleks makam Sunan Kudus. Replika Menara Kudus dengan tinggi sekira 6 meter/Badiatul Muchlisin Asti Ada pula Rumah Adat Kudus di Museum Jenang. Rumah adat Kudus yang biasa disebut dengan istilah ā€œjoglo Kudusā€ ini merupakan salah satu rumah tradisional masyarakat Kudus. Rumah adat ini juga lazim disebut ā€œatap pencuā€ dengan model bangunan yang didominasi seni ukir khas Kudus dan mencerminkan secara padu akulturasi budaya Jawa Hindu, Persia Islam, Cina Tionghoa, dan Eropa Belanda. Rumah adat Kudus yang disebut juga joglo Kudus/Badiatul Muchlisin Asti Lebih jauh lagi, museum juga menampilan foto Bupati Kudus dari masa ke masa yang dipasang secara berjajar. Juga dipajang beberapa foto Bupati Kudus tempo dulu dalam berbagai fragmen, seperti foto Bupati Kudus saat berpose dengan Bupati Demak tahun 1868, foto Bupati Kudus Raden Mas Toemenggoeng Tjondronegoro bersama saudara-saudaranya tahun 1867, foto Bupati Kudus Raden Panji Toemenggoeng Hadinoto dan keluarganya di Pendopo Kabupaten tahun 1924, Bupati Kudus Raden Panjie Toemenggoeng Hadinotodan pejabat Belanda di Pendopo Kabupaten tahun 1925, dan banyak lagi. Potret Bupati Kudus dari masa ke masa/Badiatul Muchlisin Asti Museum juga menampilkan berbagai potret tokoh kretek Kudus Niti Semito dan berbagai potret Kudus tempo dulu, seperti Jembatan Kereta Api di Tanggulangin tahun 1900, Interior Pendopo Kabupaten Kudus tahun 1923, Stasiun Kereta Api Tahun 1936, Kantor Polisi Kudus tahun 1928, Alun-alun Kudus Tahun 1936, Petugas Telkom Kudus tahun 1938, dan potret lawas lainnya. Ruang Gusjigang dan Pesan Persaudaraan Selain menampilkan sejarah jenang dari masa ke masa dan sejarah Kudus melalui pekbagai replika, diorama, dan potret, di Museum Jenang juga terdapat ruang khusus yang dinamakan Ruang Gusjigang atau Gusjigang X-Building. Pengunjung Museum Jenang langsung bisa masuk dan mengeksplorasi berbagai spot yang ditampilkan di ruang ini. Di antaranya, di ruang ini pengunjung dapat membaca kilas biografi/sejarah tokoh ulama Kudus dan pengusaha masa lalu Kudus di antaranya biografi Sunan Kudus, Sunan Muria, Kiai Telingsing, KH. Raden Asnawi, KH. M. Arwani Amin, KH. Turaichan Adjhuri, RMP. Sosrokartono, Nitisemito, H. Djamhari, dan lain sebagainya. Selain itu ditampilkan pula berbagai literasi dan puisi tentang Gusjigang karya penyair nasional maupun lokal Kudus, antara lain puisi karya KH. Mustofa Bisri Gus Mus, Lukman Hakim Saifuddin Menag RI 2014 – 2019, Emha Ainun Nadjib, Habib Anis Soleh Ba’asyin, Sosiawan Leak, Jumari HS, Mukti Sutarman SP, Nur Said EL-Qudsy, Shofiyan Hadi, Bin Subiyanto, Hasan Elmore, Lily Hilmy, dan lainnya. Omah Kapal yang dibangun pada tahun 1930-an dan pernah menjadi landmark Kota Kudus/Badiatul Muchlisin Asti Di Ruang Gusjigang juga terdapat Ruang Galeri Al-Quran dan Asmaul Husna, Omah Kembar dan Pesawat Fokker Nitisemito, Omah Kapal, dan Ruang Trilogi Ukhuwah. Di Ruang Trilogi Ukhuwah pengunjung dapat menyelami pesan-pesan persaudaraan, utamanya dalam konteks dua ormas Islam terbesar di Indonesia, yaitu NU dan Muhammadiyah. Keduanya disebut-sebut sebagai dua kekuatan terbesar Islam Indonesia yang harus bergandengan tangan untuk membangun Indonesia. Apalagi mengingat kedua ormas tersebut didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari NU dan KH. Ahmad Dahlan Muhammadiyah, yang keduanya pernah menimba ilmu pada guru yang sama atau tunggal guru, sehingga tidak ada alasan untuk tidak bersatu dan bergandengan tangan. Trilogi Ukhuwah sendiri mengandung tiga pesan persaudaraan meliputi ukhuwah Islamiyah persaudaraan antar sesama muslim, ukhuwah wathoniyah ikatan kebangsaan, dan ukhuwah basyariyah ikatan kemanusiaan. Ketiga persaudaraan itulah pondasi penting dalam membangun negeri dan menguatkan NKRI. Gusjigang sendiri yang menjadi nama bagi ruang ini merupakan falsafah masyarakat Kudus sebagai local wisdom dan local culture serta ajaran moral kehidupan warisan Sunan Kudus. Spirit Gusjigang terdapat dalam akronim Gusjigang yaitu baGUS akhlaknya spiritual, pinter ngaJI intelektual, dan terampil daGANG entrepreneurship. Melalui filosofi inilah Sunan Kudus menuntun para pengikutnya dan masyarakat Kudus menjadi orang-orang yang memiliki kepribadian yang bagus, tekun mengaji, dan mau berusaha atau berdagang. Sangat menarik bukan? Jadi, bila ke Kudus, jangan lupa mampir ke Museum Jenang. Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu. /Badiatul Muchlisin Asti Badiatul Muchlisin Asti Badiatul Muchlisin Asti Penulis lepas di media cetak dan online, menulis 60+ buku multitema, pendiri Rumah Pustaka BMA, dan penikmat sejarah kuliner tradisional Indonesia

\n \ncara membuat jenang kudus mubarok
langkah/ tahapan ke arah modernisasi telah mulai dilakukan sejak generasi kedua, pada saaat kepemimpinan h. achmad scochib, jenang kudus yang semula dikemas dengan anyaman daun pandan dan ditempeli kertas bertuliskan sinar tiga tiga di bagian luar dan juga bagian dalam dari tebok (tampah kecil berdiameter 20 cm), pada perkembangan selanjutnya Kudus - Berawal dari camilan keluarga, Jenang Mubarok kini jadi salah satu produsen dodol Kudus legendaris sejak 110 tahun ke kota Kudus di Jawa Tengah, rasanya tak lengkap jika tidak mencicipi jenang yaitu dodol manis khas sana. Bahkan kini tersedia museum menarik yang mengulas tentang sejarah jenang di kota Juga Ke Kudus, Jangan Lupa Beli Jenang dan Mampir ke Museumnya Ya! Lewat sesi Instagram Live Ngintipkuliner yang digagas oleh pakar kuliner William Wongso, beliau mengajak orang-orang untuk mengenal lebih jauh tentang jenang Kudus dari Mubarok Kudus Foto Instagram Jenang MubarokBersama akun kangenmasakanrumah, di sesi Instagram Live ini mereka berkunjung ke pabrik jenang punya Jenang Mubarok Kudus."Jenang itu sejenis dodol yang dibuat dari tepung ketan dengan gula lalu dimasak. Kali ini kita mau melihat proses pembuatan jenang dari Jenang Mubarok Kudus," jelas Mubarok sendiri sudah eksis sejak tahun 110 tahun. Kini produsen jenang legendaris itu dijalani oleh generasi ketiga, tetap dengan menggunakan resep dan bahan-bahan tradisional."Jenang Mubarok Kudus sudah diekspor ke berbagai negara. Selain mengolah jenang, kami juga mendirikan museum jenang dari tahun 2017 lalu. Tujuannya untuk melestarikan jenang serta budaya dan sejarah di Kudus," jelas Kirom, selaku salah satu perwakilan dari Jenang Mubarok Kudus Foto Instagram Jenang MubarokBerbeda dengan jenang lainnya, jenang buatan Mubarok sudah berskala besar. Di tengah pandemi ini mereka menerapkan protokol kesehatan."Kami ini dulu hanya UKM kecil tapi sekarang luar biasa. Untuk bahan utamanya kami menggunakan tepung beras ketan, kelapa dan nira tebu untuk gulanya. Selain itu semua jenang masih dimasak menggunakan kayu bakar selama lima jam," lanjut tanpa alasan mengapa pabrik Jenang Mubarok masih menggunakan kayu bakar. Selama tiga generasi memang ada sedikit peribahan. Seperti penggunaan mesin di generasi ketiga. Namun mereka masih menggunakan kayu bakar sebagai sumber Mubarok Kudus Foto Instagram Jenang Mubarok"Jadi jenang cara mengolahnya ada beberapa tahapan. Dari pemanasan gula, santan kelapa dan tepung beras ketan. Lalu kayu bakar dipilih karena membuat kami lebih mudah mengontrolnya," ungkap itu kayu bakar juga memiliki suhu panas yang lebih merata. Sementara jika menggunakan panas dari kompor suhunya hanya terpaku pada satu titik, sehingga risiko adonan jenang yang gosong lebih tinggi."Setelah adonan dimasak selama 5 jam, baru dimasukkan ke ruangan khusus. Setiap wajan bisa menampung 40 kg adonan. Di sana adonan didiamkan selama sehari penuh. Tujuannya agar ketika dikemas, jenang tidak berembun dan lebih tahan lama tak mudah basi," sambung ditanya perbedaan antara jenang dan dodol, Kirom menjawab bahwa secara keseluruhan komposisi bahan yang digunakan cukup sama. Perbedaannya hanya terletak pada cenderung lebih lembut dan sedikit basah karena menggunakan lemak nabati. Sementara dodol teksturnya lebih kering karena menggunakan lemak Mubarok Kudus Foto Instagram Jenang Mubarok"Menurut sejarah turun temurun, jenang ini merupakan makanan para raja di Kudus sejak dulu. Setiap satu Muharam ada namanya acara Kirab Jenang. Jadi sampai sekarang diyakini bahwa jenang ini memang makanan asli dari tanah Kudus. Serta tidak memiliki pengaruh dari kuliner lain," pungkas Jenang Mubarok rasanya ada bermacam-macam, mulai dari cappuccino, moka hingga durian. Semua varian ini bisa dibeli langsung di toko online dan di situs resmi Jenang Juga Pulang Kampung ke Jawa Tengah Bisa Jajan Jenang hingga Brem Enak Simak Video "Jenang Sumsum, Makanan Lezat yang Punya Makna " [GambasVideo 20detik] sob/odi
Hasilnyakini Jenang 33 Kudus telah memiliki pasar di China, Taiwan, dan Cinatown Amerika. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia bisa dibilang bertumbuh sangat pesat. Meskipun krisis ekonomi pernah menghadang negeri ini. Ternyata UKM Indonesia mampu bertahan bahkan saat ini telah ada UKM yang mampu menembus pasar global.
Sepertinya Anda menggunakan alat otomatisasi untuk menelusuri situs web kami. Mohon verifikasi bahwa Anda bukan robot Referensi ID a8ce3a61-0a31-11ee-aeaa-6f4344776f4b Ini mungkin terjadi karena hal berikut Javascript dinonaktifkan atau diblokir oleh ekstensi misalnya pemblokir iklan Browser Anda tidak mendukung cookie Pastikan Javascript dan cookie diaktifkan di browser Anda dan Anda tidak memblokirnya. Diantaranya yang menonjol, menurut Hilmy, penggunaan merek dagang yang asli bernama jenang kudus, Mubarok, atau dodol.Jenang bagi sebagian besar warga Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), atau Jawa Timur tidak asing lagi. Sebaliknya, di luar ketiga provinsi ini tidak banyak yang tahu. Baca disini : Cara Membuat Fan Page Facebook
Ilustrasi wisata di Kudus yang lagi hits 2023. Sumber NizarKauzar/ di Kudus yang lagi hits 2023 apakah masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya? Ada 3 hal yang sangat melekat pada kota Kudus, yaitu Menara Kudus, rokok dan soto di Indonesia berlomba-lomba memunculkan tempat wisata baru, terutama spot foto. Karena itu, menarik untuk melihat perkembagan Kudus yang sudah tenar dengan wisata Wisata di Kudus yang Lagi Hits 2023Ilustrasi wisata di Kudus yang lagi hits 2023. Sumber AfifRamdhasuma/ wisata di Kudus yang lagi hits 2023 masih didominasi dengan nama-nama yang sudah melekat. Namun ada juga tempat wisata bawah ini adalah 4 rekomendasi wisata di Kudus yang lagi hits Menara KudusDikutip dari Jelajah Wisata Nusantara, Tri Maya Yulianingsih 2017198, Menara Kudus dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549. Menara Kudus merupakan bangunan masjid hasil akulturasi kebudayaan Hindu - Jawa dan Islam. Tempat wisata di Jawa Tengah ini selalu ramai dengan peziarah terutama pada Upacara "Buka Luwur", yaitu penggantian kain kelambu penutup makam Sunan Kudus tiap 10 Muharam. Menara Kudus mudah dicapai dengan kendaraan Museum KretekMuseum ini tidak menyajikan rokok merek tertentu, tapi lebih ke perkembangan kretek di Jawa. Di dalamnya terdapat koleksi bermacam-macam tembakau, cengkih, dan diorama pabrik kretek jaman ini pernah menjadi tempat shooting film Gadis Kretek, yang dibintangi oleh Dian Sastrowadoyo, Putri Marino, Arya Saloka dan Wingky Museum JenangMuseum jenang ini terletak di lantai 2 gedung Jenang Mubarok. Jenang Mubarok merupakan makanan ringan yang sangat terkenal untuk oleh-oleh. Letaknya strategis dekat Alun-alun museum tersebut terdapat peralatan untuk membuat jenang, foto sejarang jenang dan patung tokoh-tokoh, diorama pasar dan replika stasiun kereta api jaman dulu. Tiket masuk ke museum Selam SemliroJika ingin wisata keluar dari daerah kota, Selam Semliro bisa menjadi pilihan. Meski namanya selam, tapi ini bukan di pinggir laut, melainkan di gunung. Ini bukan tempat wisata baru, hanya pernah tutup karena Semliro tertelah di desa wisata Rohtawu. Pengunjung dapat menikmati pemandangan Gunung Muria sambil minum kopi. Jalan kesini menanjak, jadi harus berhati-hati. Fasilitasnya sederhana tapi tiket dan harga makanan serta minuman sangat 4 rekomendasi tempat wisata di Kudus yang lagi hits 2023. Meski kota kecil, Kudus merupakan kota yang sangat menarik untuk dikunjungi. lus
Kini Jenang Mubarok terus mengembangkan merek jenangnya, diantaranya Mabrur, Mubarok Viva, dan Sinar Tiga-Tiga dengan berbagai aroma rasa. Harga jualnya mulai Rp 5.500 sampai Rp 50 ribu satu boks.

Jenang Kudus adalah makanan sejenis dodol Garut yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Jenang Kudus oleh-oleh khas dari Kudus. Secara garis besar, perbedaan antara jenang kudus dan dodol garut terletak pada testurnya. Dodol garut cenderung keras, sebaliknya jenang kudus cenderung empuk. Jenang ini biasanya dijual dalam potongan-potongan kecil, dibungkus plastic bening, dan dimasukkan ke dalam kemasan dus. Di Kudus, ada ratusan industri rumahan pembuat Jenang Kudus. Rasa dari Jenang Kudus adalah manis. Proses produksi dengan adonan bahan tradisional mudah dikerjakan walau secara manual. Jenang kudus adalah makanan khas Indonesia. Namun, anda tidak hanya akan menjumpainya di dalam negeri, seperti di Jawa, tetapi juga di Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, dan Arab Saudi. Sebagai makanan khas, jenang atau dodol merepresentasikan citarasa masyarakat Indonesia akan sebuah makanan. Sementara itu, untuk kemasan jenang kudus dan Mubarok dipasarkan di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Arab Saudi, dan tetap pula dipercaya sebagai pemasok makanan kecil bagi maskapai penerbangan Garuda Indonesia, khususnya saat musim haji 2001. Sejarah Jenang Kudus Menurut cerita rakyat, jenang kudus lahir ketika Sunan Kudus salah satu anggota Wali Sanga menguji kesaktian salah satu muridnya yang bernama Syech Jangkung alias Saridin dengan menyuruhnya memakan bubur gamping di tepi Sungai Gelis di wilayah Desa Kaliputu. Padahal, gamping adalah salah satu hasil tambang yang sebagian besar mengandung kalsium karbonat dan biasanya dicampur dengan semen untuk digunakan sebagai bahan pembuatan tembok. Ternyata Saridin tetap segar bugar sehingga Sunan Kudus berucap, ā€Suk nek ono rejaning jaman wong Kaliputu uripe seko jenang.ā€ Artinya lebih kurang, jika suatu saat kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu berasal dari usaha pembuatan jenang. Memang desa yang terletak di wilayah kecamatan Kota Kudus ini dikenal sebagai cikal bakal dan sekaligus pusat produsen jenang kudus. Sampai sekarang masih banyak warga setempat yang berusaha di bidang ini. resepnya Jenang Kudus Bahan dan Cara Pembuatan Jenang Kudus 1. Bahan-bahan a. 1 bungkus tepung beras b. 250 g tepung ketan c. 1 ½ kg gula merah d. 100 g wijen e. 250 g gula pasir f. ml santan dari 2 butir kelapa 2. Cara membuatnya a. Campur tepung beras dan tepung ketan, aduk dengan santan hingga rata b. Masukkan gula merah, gula pasir yang sudah dicairkan dan wijen. c. Masak adonan hingga kental dan bisa dibentuk cetakan sesuai selera. d. Jenang kemudian dibungkus pada plastic putih kecil masukan dalam dus dan siap dipasarkan. Lampiran Proses pembuatan jenang Kudus 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 3. Dinginkan adonan ke dalam cetakan 2. Masukkan semua adonan dan dimasak ke dalam tungku besar 4. Jenang diiris sesuai selera 5. Adonan diaduk terus sampai matang 6. Jenang dibungkus dengan plastic bening Jenang Kudus

Alkisah jenang Kudus Mubarok didirikan oleh Ibu Hj. Alawiyah pada tahun 1910. Awalnya hanya cemilan bila ada hajatan keluarga. Tapi karena banyak orang memuji kelezatannya, Ibu Hj. Alawiyah, mulai terpikir menjual kepada peziarah dari luar kota yang datang ke makam Sunan Kudus. Itu sebabnya pemasarannya pun hanya sekitar area yang sekarang
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Kudus, tak lengkap rasanya jika pulang tanpa oleh-oleh jenang Kudus. Selain bisa ditemukan di sejumlah toko di sekitar tempat wisata, camilan khas yang terbuat dari tepung beras, santan dan gula Jawa ini, juga bisa ditemukan di Museum Jenang, Mubarok Food, di Jalan Sunan Kudus, Desa Glantengan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.. Sejumlah pekerja tengah mengemas jenang di Mubarok Food. Foto Kaerul Umam Di museum yang mendapatkan Rekor MURI sebagai museum jenang satu-satunya di Indonesia itu, pengunjung bisa belajar sejarah awal berdirinya Jenang Mubarok. Tak hanya itu, berbagai miniatur bangunan ikonik Kudus juga disediakan lengkap. Tim Beta Explore bertemu Manajer Marketing Mubarok Food, M Kirom di Museum Jenang. Tim kemudian bertanya sejarah awal Mubarok Food didirikan. Dia menjelaskan, Jenang Mubarok dirintis oleh Alawiyah pada tahun 1910 hingga tahun 1940. Alawiyah merupakan warga Desa Kaliputu, daerah yang hingga saat ini dikenal sebagai daerah awal munculnya jenang. Alawiyah kemudian menikah Mabruri penduduk asli Desa Glantengan. Setelah Alawiyah meninggal, usaha jenang kemudian dilanjutkan oleh putranya, Achmad Shochib yang menjadi Generasi Kedua. Di tangan Achmad Shochib, perusahaan jenang tersebut membuat produk jenang kemasan dengan merek Sinar Tiga Tiga, sebagai identitas produk.
Ditangan H Achmad, usaha produksi jenang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Melihat produk jenang berkembang secra komersial, cukup banyak masyarakat Kudus yang membuat produk serupa. Untuk membedakan produk jenang H Achmad dengan produk masyarakat lainnya, ia meluncurkan merek jenang dengan Mubarok, Mabrur, dan Viva.
Museum Jenang Kudus menjadi salah satu tempat yang wajib untuk dikunjungi saat berada di kota penghasil rokok kretek terbesar ini. Tempat ini menyuguhkan kepada para pengunjungnya sejarah perjalanan ā€œjenangā€ sebagai warisan budaya dan oleh-oleh khas kota Kudus Jawa museum di dominasi oleh kayu serta interior yang berwarna cokelat dan membuatnya nampak begitu menarik sekaligus cantik. Di Museum Jenang ini para pengunjung akan diajak berkelana seolah-seolah kembali ke masa lampau melalui sebuah karya visual yang berupa diorama, lukisan, ornamen-oranmen, miniatur, foto-foto tempo dulu, dan masih banyak lagi lainnya. Bisa dibilang Museum Jenang Mubarok ini termasuk dalam wisata Kudus paling populer dan menarik minat banyak wisatawan dari luar Tiket MasukAlamat dan Rute LokasiFasilitasSpot WisataTips BerkunjungHarga Tiket MasukFoto wisata sejarah di Kudus berupa museum ini sedikit banyak menjelaskan secara detail tentang jenang. Mulai dari bahan-bahannya, cara membuat serta mengolah hingga dikemas dan siap diedarkan lalu sampai ditangan secara langsung berbagai sudut instagenic di Museum Jenang Mubarok Kudus tak perlu keluar banyak uang. Harga tiket masuk Museum Jenang Kudus yakni hanya sebesar saja per orangnya, murah sekali kan?Meski Kudus sendiri terkenal dengan rokok kreteknya, namun Jenang juga menjadi ikon kota ini lho. Untuk itu saat berada di kota Kudus, jangan lupa luangkan waktu sejenak untuk singgah di Museum Jenang ini sebelum datang, ketahui lebih dahulu jam operasional museumnya ya agar anda tidak kecele’. Jam operasional Museum Jenang Kudus mulai pukul – WIB dan buka di setiap dan Rute LokasiFoto Museum Jenang Kudus berada di lantai dua gerai Jenang Mubarok Food. Jadi saat akan berkunjung kesini, anda bisa sekalian beli oleh-oleh dan memborong camilan yang manis dan legit Museum Jenang Kudus yakni di Jl. Sunan Muria Kelurahan Glantengan, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Dari alun-alun Kudus sendiri jaraknya cukup dekat, hanya sekitar 750 m dengan menempuh perjalanan selama 10 menit jalan cukup mudah dilalui dengan aspal yang baik dan minim tikungan apalagi tanjakan. Terpasang beberapa plang penunjuk arah guna mengarahkan tiap kendaraan wisatawan untuk bisa langsung menuju letak Museum Jenang anda masih merasa kesulitan dengan jalan mana yang harus di lalui, tak perlu khawatir. Anda bisa menggunakan maps dibawah ini untuk memudahkan perjalanan menuju Museum Jenang Kudus yang juga ke –> Waterpark Mulia WisataFasilitasFoto dalam salah satu tujuan jalan-jalan favorit bagi para pelancong yang datang dari berbagai daerah. Sudah di dukung dengan sarana serta fasilitas memadai agar pengunjung betah berlama-lama di Museum Jenang Museum Jenang Kudus di antaranya adalah Area parkir memadaiKamar mandiMusholaSewa baju adatKios oleh-olehCafeSpot foto instagramableBangunan museum yang berdiri sejak 2017 ini juga menyediakan persewaan baju adat Kudus untuk menjadi pelengkap saat foto-foto. Dan yang tak kalah penting, bahwa museum ini sangatlah rapi dan terjaga kebersihannya dan membuatnya nampak begitu juga –> Air Terjun MontelSpot WisataFoto banyak sekali spot menarik yang dapat anda temukan dan menjadikannya latar belakang saat mengabadikan momen. Diorama, aneka lukisan, ornamen-ornamen unik, miniatur keren, dan foto-foto tempo dulu menjadi spot terbaik di Museum Jenang aneka ragam spot yang ada begitu memanjakan dahaga fotografi anda disini. Karena semuanya di desain dengan begitu cantik dan sangatlah anda akan menemukan rumah adat khas Kudus, beserta komplek Masjid Menara yang tersusun dengan rapi dalam sebuah maket. Dan juga tiap miniaturnya dilengkapi oleh penjelasan singkat yang membantu pengunjung lebih mengerti makna tiap-tiap menyenangkan, datang ke Museum Jenang Kudus juga akan membuat anda menambah banyak sebelumnya –> Ternadi KudusTips BerkunjungFoto tips berkunjung yang bisa anda simak dibawah ini guna menjadikannya referensi sebelum datang ke dan perkirakan dengan baik waktu kunjungan wisata ootd terbaik yang anda miliki untuk menambah kesan foto agar lebih diri anda dalam keadaan sehat agar momen berwisata terasa lebih serta menjaga kebersihan dan kerapian area keras mengambil segala sesuatu yang menjadi pajangan di jaga tutur kata dan tingkah laku dimanapun anda lupa membawa kamera untuk selfie, foto rame-rame dan rekam beberapa tadi ulasan mengenai bangunan bersejarah Museum Jenang Kudus secara singkat yang rekomended untuk mengisi akhir pekan anda bersama keluarga. Eksplorasi area musem dan juga menyimak kisah-kisah dibaliknya akan membuat sensasi berwisata terasa semakin bermakna.
.
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/799
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/974
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/436
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/740
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/212
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/648
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/876
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/742
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/184
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/188
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/81
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/555
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/583
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/898
  • yyxlbv6dnz.pages.dev/706
  • cara membuat jenang kudus mubarok